Shalom saudaraku,..
Diawal tahun 2025 ini yang didominasi dengan curah hujan yang tinggi, admin akan membahas mengenai tempat dengan curah hujan yang super minim. Tidak hanya berdasarkan keadaan alam, namun tempat ini juga menjadi tempat yang bersejarah, ikonik, dan pastinya juga admin harapkan dapat meningkatkan keimanan saudara.
Ya, tempat ini berada di Mesir dan saat ini menjadi biara. Permata Holyland Tour pun jua mengunjungi tempat ini, tepatnya sebelum peserta menaiki gunung Sinai. Berada dalam wilayah kota Santa Katarina di provinsi Kegubernuran Sinai Selatan, negara Mesir. Biara Gereja Ortodoks Timur ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Dibangun antara tahun 548 dan 565, UNESCO melaporkan (60100 ha / Ref: 954) bahwa biara ini merupakan salah satu biara Kristen tertua yang masih digunakan di dunia, bersama dengan Biara Santo Antonius, yang terletak di seberang Laut Merah di padang gurun sebelah selatan kota Kairo, yang juga dianggap biara tertua di dunia. Di daerah sekitar biara ini bertumbuh kota kecil dengan sejumlah hotel dan kolam-kolam renang, yang dinamakan Kota Santa Katarina.
Menurut tradisi agama Kristen, Katarina dari Aleksandria (Catherine of Alexandria) adalah seorang perempuan syuhada Kristen yang mulanya dihukum mati karena agamanya dengan menjalani roda pematah tulang. Namun, dia tidak mati, sehingga diputuskan untuk memenggal kepalanya. Selanjutnya dikisahkan bahwa para malaikat membawa jazadnya ke “gunung Sinai”. Pada sekitar tahun 800, para biarawan dari “Sinai Monastery” menemukan bekas jenazahnya. Meskipun kemudian dikenal sebagai “Saint Catherine’s” (Biara Santa Katarina), nama lengkap resmi biara ini adalah “Sacred and Imperial Monastery of the God-Trodden Mount of Sinai” (Biara Kudus dan Kerajaan di Gunung Sinai yang pernah diinjak Allah). Hari peringatan patronal biara ini adalah “Transfigurasi”. Relikwi Santa Katarina dianggap dipindahkan secara ajaib ke tempat itu oleh para malaikat dan menjadi tempat favorit untuk berziarah.
Perpustakaan biara ini menyimpan koleksi kedua terbesar di dunia yang meliputi banyak “codex” dan naskah-naskah kuno; hanya perpustakaan Perpustakaan Vatikan saja yang lebih banyak koleksinya. Naskah-naskah tersebut ditulis dalam bahasa-bahasa Yunani, Arab, Armenia, Koptik, Ibrani, Georgia, dan Aram. Biara ini juga menyimpan sebuah salinan “Surat Jaminan Muhammad” (Achtiname of Muhammad), di mana Nabi Muhammad SAW menyatakan perlindungannya atas biara ini. Pada bulan Mei 1844, Konstantin von Tischendorf mengunjungi biara ini untuk melakukan penelitian dan menemukan Codex Sinaiticus, bertarikh abad ke-4 M, saat itu merupakan naskah Alkitab tertua yang hampir lengkap. Naskah itu meninggalkan biara tersebut pada abad ke-19 untuk disimpan di Rusia, kemudian dibeli oleh pemerintah Britania dan sekarang disimpan di British Library. Beberapa waktu sebelum tanggal 1 September 2009, ditemukan lagi sebuah fragmen Codex Sinaiticus yang sebelumnya tidak terlihat.
Pada bulan Februari 1892, Agnes Smith Lewis mengidentifikasi sebuah palimpsest di perpustakaan biara ini yang kemudian dikenal sebagai Syriac Sinaiticus dan masih disimpan di biara tersebut. Agnes dan saudara perempuannya, Margaret Dunlop Gibson, kembali dengan tim pakar yang meliputi J. Rendel Harris, untuk memotret dan mentranskrip karya tersebut secara lengkap. Mengingat naskah ini lebih tua dari Codex Sinaiticus, maka nilainya sangat penting untuk memahami sejarah Perjanjian Baru. Saat ini banyak naskah paling penting telah dibuatkan film digital dan dapat diakses oleh para pakar. Hal ini berbeda dari kisah penemuan pada tahun 1975, yang hanya dapat dilihat oleh Kurt Aland dan Barbara Aland dari Institute for New Testament Textual Research di Münster, Jerman pada tahun 1982. Suatu tim imaging dari Amerika Serikat dan Eropa menggunakan teknik imaging spektral untuk mempelajari ratusan palimpsest di perpustakaan biara tersebut.