Shalom saudaraku,..
Kali ini admin akan membahas tentang Yudaisme. Jika kita mengunjungi Holyland Israel, belum lengkap jika kita tidak membahas mengenai agama mayoritas yang dianut masyarakat Israel.
Yudaisme atau agama Yahudi adalah sebuah agama Abrahamik, monoteistik, dan etnis yang terdiri dari tradisi dan peradaban agama, budaya, dan hukum kolektif orang-orang Yahudi. Ini berakar sebagai agama terorganisir di Timur Tengah selama Zaman Perunggu. Beberapa ahli berpendapat bahwa Yudaisme modern berevolusi dari Yahwisme, agama Israel kuno dan Yehuda, pada akhir abad ke-6 SM, dan dengan demikian dianggap sebagai salah satu agama monoteistik tertua. Yudaisme dianggap oleh agamawan Yahudi sebagai ekspresi dari perjanjian yang Allah tetapkan dengan orang Israel, nenek moyang mereka. Ini mencakup banyak teks, praktik, posisi teologis, dan bentuk organisasi.
Menurut Daniel Boyarin, perbedaan hakiki antara kebangsaan dan agama tidaklah dikenal dalam agama Yahudi, malah merupakan salah satu wujud nyata paham dualisme jasmani-rohani dari ajaran filsafat Plato yang berhasil menyusup masuk ke dalam ajaran-ajaran Yahudi Yunani. Oleh karena itu, ia berpandangan bahwa agama Yahudi tidak bisa begitu saja dimasukkan ke dalam kategori-kategori yang sudah lumrah di Dunia Barat, semisal agama, suku bangsa, maupun kebudayaan. Menurut Daniel Boyarin, hal ini antara lain mencerminkan kenyataan bahwa sebagian besar dari sejarah agama Yahudi, yang sudah berumur lebih dari 3000 tahun itu, terjadi sebelum kebangkitan budaya Barat, dan berlangsung di luar Dunia Barat (Eropa, khususnya Eropa pada Abad Pertengahan dan Zaman Modern).
Sepanjang perjalanan sejarahnya, bangsa Yahudi mengalami sendiri bagaimana rasanya diperbudak, membentuk pemerintahan sendiri yang bersifat anarkis dan teokratis, melancarkan aksi penaklukan, dijajah, dan menjadi orang buangan. Di luar tanah leluhur, mereka mengenal dan terpapar budaya Mesir, Babel, Persia, serta Yunani, maupun gerakan-gerakan Zaman Modern semisal gerakan Pencerahan dan gerakan Kebangkitan Nasional, yang kelak membuahkan pendirian negara bangsa Yahudi di tanah leluhur mereka, Tanah Israel. Bangsa Yahudi juga menyaksikan bagaimana agama mereka diterima dan dipeluk oleh suatu bangsa yang besar dan terkemuka (bangsa Kazar), tetapi kemudian sirna begitu saja setelah negeri bangsa besar ini jatuh ke tangan bangsa Rus, kemudian ke tangan bangsa Mongol. Oleh karena itu, Daniel Boyarin berpandangan bahwa “keyahudian mendobrak batasan kategori-kategori jati diri, karena Yahudi bukan sekadar bangsa, bukan sekadar nasab, dan bukan sekadar agama, melainkan semua-muanya, dalam ketegangan dialektis.”